Kamis, 13 Januari 2011

EUFORIA : buat Neni Maryani

bulan mengerucutkan cahayanya pada keningmu Ibu,

terhampar
pada setiap dua salam di atahiat terakhir,


meyebutkan
namamu pada setiap bulir bulir
dzikir


aku begitu tergagap Ibu

angin telah lebih dahulu sampai,

sedang
waktu
kehabisan jarak


serta merta melupakan bening matamu yang berkaca..


menuntun maaf pada benturan terakhirnya.


aku
tertahan di utara Bandung,
bersama Selasa yang terbenam


bukan puisi maaf dan terima kasih yang pertama

aku ternyata membutuhkan waktu yang panjang


untuk membuat simpul senyummu..

aku hanya ingin mencintai
dan membahagiakanmu

seperti matahari.

yang tak pernah beralasan untuk terbit.


23.46
kdk yang tertunduk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar